Senin, 27 Juni 2011

Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF & PENELITIAN KUANTITATIF

A.    PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan lahir berawal dari keingintahuan manusia terhadap alam sekitarnya. Manusia sering kali kagum terhadap obyek, gejala dan peristiwa yang ada di sekitarnya. Ia kagum dengan perstiwa bulan purnama, terbit tenggelamnya matahari, semburan gas LAPINDO, badai, petir dan hujan dan lain-lain, seringkali pula gejala dan peristiwa itu menjadikan perasaan takut, ngeri.
Rasa ingin tahu adalah fitrah manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME, rasa ingin tahu itu sangat ekspresif pada masa anak-anak. Berbagai pertanyaan pada masa itu sering muncul, seperti pertanyaan “ini apa”?, “ini kenapa”?. Semakin dewasa pertanyaan-pertanyaan itu lebih berkembang bersama dengan tingkat perkembangan akal orang dewasa. Muncul pertanyaan “Bagaimana itu bisa terjadi”?, “Bagaimana proses terjadinya”? Bagaimana cara memecahkannya”?, “Apa ada manfaatnya jika dipecahkan”? dst.
Manusia sebagai makhluk yang berakal disertai rasa ingin tahunya yang besar, ia berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tsb. Manusia berusaha mengejar esensi jawaban-jawaban yang ditemukannya, esensi jawaban itu adalah kebenaran ilmu pengetahuan, atau secara singkat disebut dengan “Kebenaran”. Manusia memperoleh kepuasaan manakala kebenaran itu ia peroleh, hasrat ingin tahu terpuaskan ketika ia memperoleh pengetahuan mengenai hal yang ia pertanyakan. Dan pengetahuan yang diinginkannya adalah pengetahuan yang benar. Upaya untuk memperoleh pengetahuan yang benar atau kebenaran tsb dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan non ilmiah,  dan pendekatan ilmiah.
            Pendekatan non ilmiah  dapat  digunakan dengan berbagai cara di antaranya :
a. akal sehat
b. prangsangka
c. intuisi
d. penemuan kebetulan dan coba-coba
e. pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis
Sedangkan pendekatan ilmiah adalah usaha untuk memperoleh pengetahuan  yang benar atau kebenaran melalui penelitian ilmiah dan dibangun atas teori tertentu.
”Teori itu berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang sistimatik dan terkontrol berdasarkan atas data empiris. Teori itu dapat diuji (dites) dalam hal keajegan dan kemantapan internalnya. Artinya jika dilakukan penelitian ulang oleh orang lain dengan langkah-langkah serupa pada kondisi yang sama, maka akan diperoleh hasil yang ajeg, yaitu hasil yang sama atau hampir sama dengan hasil terdahulu” (Suryabrata Sumadi, 6).
Jadi dengan penelitian, orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yang terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya.
            Makalah ini hanya bermaksud menyajikan informasi tentang pendekatan ilmiah melalui penelitian. Dalam penelitian ada dua pendekatan yaitu :
1. Pendekatan kuantitatif
2. Pendekatan kualitatif.
Selanjutnya makalah ini memfokuskan kepada perbedaan antara penelitian dengan endekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.

  1. PERBEDAAN PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

« Riset Kualitatif merupakan sekumpulan metode-metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat dengan design yang cukup longgar, pengumpulan data lunak, dan bertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan melalui induktif langsung « (Mudyahardjo Redja, 146).
Berikut ini ciri-ciri penelitian kualitatif yaitu :
1.                  menghendaki situasi alami (natural) sebagaimana adanya, sebagai  sumber utama dan peneliti sebagai alat penelitian utama.Peneliti  melibatkan dan menggunakan sebagaian besar waktunya dalam kesatuan-kesatuan sosial yang ia teliti.
2.                  deskriptif, yang dikumpulkan lebih merupakan kata-kata atau gambar-gambar daripada angka-angka.
3.                  fokus penelitiannya lebih tertuju kepada proses daripada hasil, sehingga penelitiannya berkenaan dengan suatu rangkaian kegiatan.
4.                  cenderung menghendaki analisa data  secara induktif dalam penyusunan teori sehingga teori yang dihasilkan merupakan  »the grounded theory »
5.                  mengenali makna peristiwa-peristiwa yang terjadi secara alami, misalnya hal-hal apakah yang mendasari orang-orang melakukan suatu perbuatan tertentu.

Pengumpulan data yang dilakukan secara fleksibel, berarti sampel penelitian  tidak sejak awal ditentukan dengan tegas. Sampel penelitian ditentukan dalam proses perjalanan pengumpulan data dengan berpegang teguh pada prinsip kecukupan yang ditentukan oleh peneliti sendiri. Pengumpulan data tidak menggunakan instrumen baku yang telah dipersiapkan, tetapi lebih tertuju pada data lunak, yaitu data yang kaya dengan gambaran tentang orang, tempat-tempat kejadian, dan percakapan-percakapan. Pengolahan data tertuju pada penyusunan teori deskriptif tentang makna, yang disimpulkan langsung secara induktif dari data lunak yang sudah didapat.

Sedangkan « Riset Kuantitatif merupakan sekumpulan metode-metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat dengan design yang terstruktur ketat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol, dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara empiris » (Mudyahardjo Redja, 164).

Adapun ciri-ciri penelitian dengan pendekatan kuantitatif di antaranya :

1.                  menghendaki adanya perekayasaan situasi yang akan diteliti, dengan terencana memberikan suatu perlakuan (treatment) tertentu, untuk mengetahui sebab-akibatnya.
2.                  eksperimental atau percobaan yang dilakukan secara terencana, dan terkontrol dengan ketat, baik dalam bentuk desain fungsional maupun desain faktoral
3.                  lebih tertuju kepada penelitian hasil daripada proses sehingga data yang dikumpulkan berupa data tentang akibat-akibat yang disebabkan oleh adanya perlakuan atau perubahan variabel yang disengaja.
4.                  cenderung merupakan prosedur pengumpulan data melalui observasi untuk pembuktian hipotesis yang dideduksi dari dalil atau teori.
5.                  lebih bertujuan untuk menghasilkan penemuan-penemuan, baik dalam bentuk teori baru atau perbaikan teori lama.

Desain dalam penelitian kuantitatif menuntut adanya penataan yang tegas tentang perangkat variabel yang diselidiki dan karakteristik hubungannya (hubungan pengaruh, hubungan korelasi). Oleh karenanya desain penelitian kuatitatif  sejak awal sudah menetapkan pola hubungan variabel-variabel yang diteliti (predetermined) dinyatakan secara tersurat (formal) serta hubungan-huibungannya  didefinisikan secara operasional. Pengumpulan data terhadap sampel dilakukan secara terawasi (ada variabel bebas/sebab, dan variabel tidak bebas/akibat, serta variabel pencampur), melalui pengukuran dengan menggunakan instrumen yang tervalidasi. Dari sana diperoleh data keras. Pengolahan data menggunakan prosedur statistik inferensi yang tertuju pada pembuktian hipotesis.
Pelaksanaan penelitian kuantitatif dilakukan dalam bentuk pengukuran kuatitatif terprogram atau sistematis. Karakteristik pengukuran tsb yaitu :
  1. pengukuran dilakukan dalam bentuk skala-skala : ordinal, interval, dan rasio yang menghasilkan data dalam bentuk angka
  2. pengukuran dilakukan dengan menggunakan istrumen yang tepat (valid), dapat dipercaya reliable, dan operasional melalui prosesinstrumentalisasi
  3. pengukuran dilakukan terhadap sampel yang menjadi sumber data, yang ditentukan secara acak atau randomisasi
  4. pengukuran dilakukan dengan memberi perlakuan tertentu untuk mengetahui akibat-akibatnya atau eksperimentasi yang murni atau yang rekaan.

Hipotesis mempunyai peranan yang sangat penting dalam penelitian kuantitatif. Hipotesi merupakan pernyataan deklaratif sementara tentang hubungan antara dua variabel atau lebih, berfungsi sebagai pendahuluan eksperimen dan sebagai sebuah metode yang memberi keterangan bilamana verivikasi aktual tidak mungkin dilakukan.
Sedangkan prosedur untuk membuktikan hipotesis adalah :
1.                 merumuskan sebuah hipotesis penelitian sebagai sebuah jawaban terhadap masalah yang dihadapi
2.                 menjabarkan akibat-akibat dari hipotesis dalam istilah-istilah yang operasional.
3.                 merumuskan  hipotesis secara deklaratif sebagai sebuah hubungan antara dua variabel atau lebih yang didasarkan kepada akibat-akibat yang diperkirakan
4.                 apabila hipotesis akan dibuktikan secara statistik maka rumusan hipotesisnya adalah hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1)
5.                 menetapkan sebuah prosedur yang akan memberikan dasar pada sebuah keputusan yang akan dibuat tentang kebenaran hipotesis nol (Ho).
6.                 melakukan pengujian dengan cara pengumpulan data-data yang sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.
7.                 mengambil sebuah keputusan tentang kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol (Ho) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar